Entri Populer

Sunday, January 16, 2011

Awards : di ambang garis finis Golden Globe

Esok pagi, penghargaan Golden Globe Awards akan diberikan. Teman-teman di twitter sudah menyiapkan diri, menyambutnya. Yang besok ada kerjaan, sudah mulai menyelesaikan dan mencicil sekarang, biar esok saat mengintip laptop atau smartphone bisa lebih konsen. Yang tidak pergi kemana-mana (seperti saya) mulai mencari info bagaimana mendapat live streaming acara tersebut. Sisanya, ada yang mencoba "cuek", menunggu sampai replay acara tersebut ditayangkan (kalau tidak salah di Star World, Kamis 20 Januari).

Photo courtesy of  istockphoto


Saya sendiri mencoba menyambut acara GG Awards hanya untuk satu hal : pidato para pemenang. Tidak seperti puncak segala Movie Awards, Oscar, Hollywood Foreign Press Association, yang mengadakan lehat ini, memberi waktu yang lebih fleksibel, di luar 45 detik kuota saat Oscar. Reputasi GG dari tahun ketahun dianggap kehilangan kredibilitas (tahun ini sat memberi nominasi berlebihan pada The Tourist), tapi saat para bintang naik panggung, menunjukkan kegembiraan mereka --entah yang sudah dilatih atau tidak-- dan melihat reaksi para kolaborator mereka mendengar pidato mereka... Di saat itulah kita merasa semeja dengan para bintang. Dan mereka yang berkilau di atas serasa berjejer dengan kita.

And for that experience alone, no matter how shallow it might be, The Golden Globe is worth watching.

 

Friday, January 7, 2011

Menyanyi lewat teknik dan hati

Ini sebenarnya sudah saya tulis di posterous saya, tetapi ada baiknya ditulis juga di sini. Perbandingan satu lagu yang dibawakan dalam dua versi.

Versi pertama, enerjik, lebih komplit secara aransemen dan lebih 'edgy'



Versi kedua, hanya dibawakan oleh sang vokali, Roger Hodgson. Minimalis, tapi lebih dalam.



Versi pertama dimainkan dengan teknik. Versi kedua dengan hati.

Sama-sama bagusnya. Tapi hanya di versi kedua saya menangis.

Monday, January 3, 2011

Nada sambut 2011

Riuh perayaan tahun baru sudah selesai. Saat kita menyambut hari-hari produktif di 2011, sukar mencari lagu yang tepat untuk mewakili ekspresi ini : riang, semangat, syahdu tapi juga ada kesan "nekat" --karena saya tahu, tiap tahu mesti ada resiko yang kita ambil, tantangan yang kita hadapi, ketidakpastian yang mesti ditempuh untuk mendapat apa yang benar-benar kita inginkan.

Setelah lama mencari, sepertinya overture dari Carmen, gubahan Bizet amatlah cocok








(dan sekali lagi, dengarkan dengan hati)

Sunday, January 2, 2011

It's the pairing, not the chemistry


Di saat teman-teman mulai membuat daftar film yang dinanti-nantikan di tahun 2011, saya masih berkutat membuat daftar terbaik tahun lalu (dengan kata lain, saya sudah ketinggal dua langkah), tapi susah rasanya sedikit konsentrasi menulis sebelum menggarisbawahi  apa yang terjadi di twitter di hari ke dua tahun ini.

Film The Tourist karya Florian von Donnersmarck yang nota bene adalah remake dari Anthony Zimmer karya Jerome Salle sedang diputar. Berbagai masukan dari twitter sudah mengalir, jauh-jauh hari sebelum film ini tayang reguler. 

Isinya serupa : Jolie dan Depp tanpa chemistry, twist gampang ditebak. Atau : Venice tampak mewah, tapi skenarionya miskin. Atau : ibarat melihat manekin sempurna, tapi tidak ada nyawanya.

Singkat kata, tidak direkomendasikan, kata mereka yang menonton jauh hari sebelum tayang harian... Tapi kenapa masih ada yang datang untuk menonton? Apakah datang dengan siap-siap kecewa akan membalik mind-set ? By coming in with a low expectation, even disappointment might amuse you ?

Jawabannya mungkin begini : bagus atau tidak bagus, memasang Jolie & Depp di satu film is too good to pass.  Detilnya : superstar di Hollywood makinlah langka, untuk bisa menyatukan mereka berdua di satu film dengan setting luar biasa, dalam hal ini Venesia—bintang ketiga film ini—adalah resep tontonan pop dengan P kapital.  Bahwa perjodohan itu tidak memiliki substansi, tidak apa-apa. Impian para penggemar film untuk bisa melihat Depp-Jolie beradegan hot (prioritas pertama) atau beradu akting (prioritas kedua) mungkin terus akan eksis di dalam benak saja.

But at least, when they’re both are there, our dream can become closer to reality. Dan walau saya belum menonton, saya yakin kekurangan apapun yang ada di film ini akan direkam dan digenapi dan dinyatakan di lamunan para penonton setelah selesai menonton film ini.

Inilah kedigdayaan Hollywood : bahkan di saat idola mereka tidak melakukan apa yang mestinya mereka lakukan, kilau sinar bintang mereka tetap akan menarik kita bagai magnet. Dan walau tidak terpampang di layar, paling tidak fantasi eskapism apa yang ingin kita lihat dari para dewa-dewi itu sudah bisa dipicu.

Saturday, January 1, 2011

Momen Film Terbaik 2010

Dari hampir 200 film yang saya lihat sepanjang 2010, baik yang ditonton di bioskop, dvd atau di televisi kabel ada satu momen yang selamanya tidak akan saya lupakan. Yang membuat saya menahan napas dan terpaku menontonnya dengan jantung berdebar-debar (padahal sebelumnya film sudah berjalan hampir tiga jam). Yang menyentuh perasaan saya begitu dalam akan cinta tak berdasar seorang istri (walau saya tahu sendiri, para pemainnya yang sempat memadu kasih, kini tidak lagi bersama)...

Dan tanpa penjelasan yang logis, serasa bagai adegan thriller dan love scene secara bersamaan.

Dengan kata lain, momen itu penuh magic.