Entri Populer

Thursday, December 30, 2010

Dalam nostalgia musik : bunga, cium, sesuatu dan mata

Sudah fakta bahwa pecinta musik apapun pasti pernah hanyut dibuai musik Elvis dan The Beatles. Ini sama pastinya dengan 'maut dan pajak'. Catatan sejarah saya menikmati musik tidaklah seektensif Cameron Crowe (there's that name again) karena,  tidak seperti buku dan film, orang tua saya tidak terlalu menularkan kegemaran menikmati musik mereka ke saya. Paling tidak, influence musik mereka tidak sebesar film.

Khusus untuk musik, sosok yang mempengaruhi saya di masa kecil adalah mendiang nenek. Sejak saya umur 2 tahun, nenek selalu mengajarkan saya menyanyi. Tidak ada lagu Baa Baa Black Sheep waktu diajarkan, melainkan lagu Garuda Pancasila, lagu pop Bunga Mawar The Mercy's, Kiss Me Quick-nya Elvis Presley dan Something-nya The Beatles.





Nenek bilang saya kalau ikut menyanyikan Bunga Mawar itu sampai peluh saya keluar --ekspresi luar biasa untuk anak 3 tahun waktu itu, tentu saja.



Lalu mengenai Elvis, kesan yang paling dalam yang saya bawa adalah ucapan nenek bahwa "Dia penyanyi kulit putih bersuara negro"... Kelak ketertarikan saya pada musik soul selalu terngiang pada kata-kata nenek.



Dan Something ? Nenek selalu bilang saya selalu berceloteh "Se-ting nek... Se-ting" saat lagu ini muncul di radio 2 band yang kami miliki. Aneh, karena ini bukan lagu paling melodius yang diciptakan oleh The Beatles. Salah satu yang paling dalam, mungkin, tapi bukan yang paling catchy --paling tidak buat anak balita.


Apa yang diambil dari sini ? Saya baru sadar setelah dewasa dan saat saya makin selektif memilih musik : sejak kecil nenek mengajari saya untuk mendengar dari hati. Mungkin sengaja atau tidak, tapi begitulah cara nenek memperkenalkan musik ke cucunya. Ketika saya beranjak dewasa, nenek sering mencibir sinis pada lagu new wave atau punk rock yang tidak jelas... Sebuah pendapat yang dulu sering saya anggap generation gap... Paling tidak sampai nenek memuji lagu Spanish Eyes dari Gerard Joling yang reputasinya tentu tidak bisa disejajarkan dengan Elvis atau The Beatles... tapi di lagu itu menyanyi dengan hati. Sama sepeti Elvis. The Beatles. The Mercy's


Terima kasih nenekku tercinta yang telah mengajarkan bahwa mendengar tidak hanya dengan telinga.   Bahwa indera tertinggi untuk meresapi melodi adalah dengan hati.

Catatan khusus : suka lagu klasik dan opera walau tidak paham bahasa pengantarnya ? Itulah mendengar dengan hati.

No comments:

Post a Comment