Entri Populer

Thursday, September 27, 2012

Check in after being absent for too long


Lama juga sudah tidak mampir kemari.

Tahun pertama membesarkan putraku tersayang, Ghafi, ditambah dengan kegiatan kantor membuat blog ini terbengkalai.

Time waits for no man they said. But time occupies you when you're a father. :D


Some random thoughts before I start posting again :

MOVIES

Cabin In The Woods is the best movie I've seen so far. Followed by (in no particular order)

The Raid

Lewat Djam Malam

The Avengers

The Dark Knight Returns

Rayya

Lovely Man

Headhunters

Prometheus

Chronicle

Hugo

Modus Anomali


EVENTS

Ghafi's tedak sinten

Ghafi's 1st Jakarta Trip

Short Shorts KL


 
CHANGES

Herba-life diet

Apartement no more




Hopefully these short post-its will help me recollect what I've achieved so far in the last 16-18 months.




Sunday, May 15, 2011

Tips, membuat thread di Kaskus

Lama tidak mampir, begitu banyak isu yang lewat untuk bisa dibahas detil. Interaktifitas di twitter begitu tinggi, sehingga tidak sempat dielaborasi di sini. Sedikit malu sama diri sendiri sih, karena pameo #bloggingisarchiving sudah coba ditanamkan di benak saya.

In any case, sebelum mulai posting-posting yang serius lagi mengenai film, mencoba mengisi saja spasi ini dengan tip berharga yang sudah memulai memenuhi kotak 'Favourite' twitter saya : cara membuat thread di kaskus agar menjadi hot thread.

 Image courtesy of @lordubay

1. Kalau mau membuat thread, usahakan mendekati jam 24.00. Menjelang waktu itu auto HT dinyalakan.
2. Jangan post pakai klonengan yang sama untuk menyundul thread, karena kalau posting dari IP yang sama, auto HT tidak akan lihat. Kalau mau menyundul, pakai komputer lain.
3. Sebelum buat thread, search dulu apakah thread serupa pernah dibuat. Dan sebisa mungkin tulis thread dengan bahasa benar, ber-EYD.
4.Bila mengupload foto/video, harap dispoiler. Font size maksimal "5" agar tidak menghabiskan quota.
5. Judul thread dibuat semaksimal mungkin, tapi jangan out-of-topic dengan isi thread.
6. Jangan membuat thread yang memancing SARA
7. Biasakan untuk mencantumkan sumber dari mana isi thread diambil, karena sumber itu penting banget.

(thanks to bro @aldyshekoski who pointed out these pointers last year)

Sunday, February 27, 2011

The Greatest Show On Earth

Setelah ramai sejak dua bulan terakhir dengan berbagai komentar, review, analisa bertaburan, inilah hari di mana seluruh perhatian pencinta, pemerhati, mereka yang pernah menikmati film tertuju pada Piala Oscar.

Tidak ada prediksi yang mau saya beri. Biarlah yang terbaik dan paling pintar menavigasi kampanye Academy Awards di sana menang. Harapan kecil dari saya adalah seandainya ada yang menang dan filmnya belum masuk, semoga dilancarkan untuk masuk dan bebas dari sandiwara konyol pajak, importir dan distribusi film ini.





Image Courtesy of Kidsworld


Oh dan setelah harapan tadi  ini harapan untuk Oscar pagi ini :

Semoga Roger Deakins akhirnya mendapatkan piala Oscarnya

Semoga acceptance speech tidak ada yang bertele-tele.

Semoga musical numbers yang ada sexy dan energetic --after all, Franco and Hathaway had done nudity before.

Semoga Chris Nolan mendapatkan Oscar untuk Skenario Asli Terbaik.

Semoga Best Animated Shorts, Live Action, Documentary, Foreign Film, tidak berjalan membosankan.

Semoga Inception menang sebagai Best Picture.





See you four hours from now.

Sunday, January 16, 2011

Awards : di ambang garis finis Golden Globe

Esok pagi, penghargaan Golden Globe Awards akan diberikan. Teman-teman di twitter sudah menyiapkan diri, menyambutnya. Yang besok ada kerjaan, sudah mulai menyelesaikan dan mencicil sekarang, biar esok saat mengintip laptop atau smartphone bisa lebih konsen. Yang tidak pergi kemana-mana (seperti saya) mulai mencari info bagaimana mendapat live streaming acara tersebut. Sisanya, ada yang mencoba "cuek", menunggu sampai replay acara tersebut ditayangkan (kalau tidak salah di Star World, Kamis 20 Januari).

Photo courtesy of  istockphoto


Saya sendiri mencoba menyambut acara GG Awards hanya untuk satu hal : pidato para pemenang. Tidak seperti puncak segala Movie Awards, Oscar, Hollywood Foreign Press Association, yang mengadakan lehat ini, memberi waktu yang lebih fleksibel, di luar 45 detik kuota saat Oscar. Reputasi GG dari tahun ketahun dianggap kehilangan kredibilitas (tahun ini sat memberi nominasi berlebihan pada The Tourist), tapi saat para bintang naik panggung, menunjukkan kegembiraan mereka --entah yang sudah dilatih atau tidak-- dan melihat reaksi para kolaborator mereka mendengar pidato mereka... Di saat itulah kita merasa semeja dengan para bintang. Dan mereka yang berkilau di atas serasa berjejer dengan kita.

And for that experience alone, no matter how shallow it might be, The Golden Globe is worth watching.

 

Friday, January 7, 2011

Menyanyi lewat teknik dan hati

Ini sebenarnya sudah saya tulis di posterous saya, tetapi ada baiknya ditulis juga di sini. Perbandingan satu lagu yang dibawakan dalam dua versi.

Versi pertama, enerjik, lebih komplit secara aransemen dan lebih 'edgy'



Versi kedua, hanya dibawakan oleh sang vokali, Roger Hodgson. Minimalis, tapi lebih dalam.



Versi pertama dimainkan dengan teknik. Versi kedua dengan hati.

Sama-sama bagusnya. Tapi hanya di versi kedua saya menangis.

Monday, January 3, 2011

Nada sambut 2011

Riuh perayaan tahun baru sudah selesai. Saat kita menyambut hari-hari produktif di 2011, sukar mencari lagu yang tepat untuk mewakili ekspresi ini : riang, semangat, syahdu tapi juga ada kesan "nekat" --karena saya tahu, tiap tahu mesti ada resiko yang kita ambil, tantangan yang kita hadapi, ketidakpastian yang mesti ditempuh untuk mendapat apa yang benar-benar kita inginkan.

Setelah lama mencari, sepertinya overture dari Carmen, gubahan Bizet amatlah cocok








(dan sekali lagi, dengarkan dengan hati)

Sunday, January 2, 2011

It's the pairing, not the chemistry


Di saat teman-teman mulai membuat daftar film yang dinanti-nantikan di tahun 2011, saya masih berkutat membuat daftar terbaik tahun lalu (dengan kata lain, saya sudah ketinggal dua langkah), tapi susah rasanya sedikit konsentrasi menulis sebelum menggarisbawahi  apa yang terjadi di twitter di hari ke dua tahun ini.

Film The Tourist karya Florian von Donnersmarck yang nota bene adalah remake dari Anthony Zimmer karya Jerome Salle sedang diputar. Berbagai masukan dari twitter sudah mengalir, jauh-jauh hari sebelum film ini tayang reguler. 

Isinya serupa : Jolie dan Depp tanpa chemistry, twist gampang ditebak. Atau : Venice tampak mewah, tapi skenarionya miskin. Atau : ibarat melihat manekin sempurna, tapi tidak ada nyawanya.

Singkat kata, tidak direkomendasikan, kata mereka yang menonton jauh hari sebelum tayang harian... Tapi kenapa masih ada yang datang untuk menonton? Apakah datang dengan siap-siap kecewa akan membalik mind-set ? By coming in with a low expectation, even disappointment might amuse you ?

Jawabannya mungkin begini : bagus atau tidak bagus, memasang Jolie & Depp di satu film is too good to pass.  Detilnya : superstar di Hollywood makinlah langka, untuk bisa menyatukan mereka berdua di satu film dengan setting luar biasa, dalam hal ini Venesia—bintang ketiga film ini—adalah resep tontonan pop dengan P kapital.  Bahwa perjodohan itu tidak memiliki substansi, tidak apa-apa. Impian para penggemar film untuk bisa melihat Depp-Jolie beradegan hot (prioritas pertama) atau beradu akting (prioritas kedua) mungkin terus akan eksis di dalam benak saja.

But at least, when they’re both are there, our dream can become closer to reality. Dan walau saya belum menonton, saya yakin kekurangan apapun yang ada di film ini akan direkam dan digenapi dan dinyatakan di lamunan para penonton setelah selesai menonton film ini.

Inilah kedigdayaan Hollywood : bahkan di saat idola mereka tidak melakukan apa yang mestinya mereka lakukan, kilau sinar bintang mereka tetap akan menarik kita bagai magnet. Dan walau tidak terpampang di layar, paling tidak fantasi eskapism apa yang ingin kita lihat dari para dewa-dewi itu sudah bisa dipicu.